Total Tayangan Halaman

Welcome to My Blog...

Senin, 11 Oktober 2010

Pendekatan Sistem Dalam Memecahkan Masalah & Membuat Keputusan



Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah ini untuk memenuhi dalam bidang penilaian mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang berjudul “ Pendekatan Sistem Dalam Memecahkan Masalah & Membuat Keputusan “.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.



Jakarta, 28 September 2010


Penulis
DAFTAR ISI      
                                                                                                        
KATA PENGANTAR .....................................................................             1
DAFTAR ISI ....................................................................................             2
BAB I Pendahuluan ..........................................................................              3
A.    Latar Belakang ...............................................................              3
BAB II Landasan Teori .....................................................................             5
A.  Landasan Teori Sistem Penunjang Keputusan (SPK) ........                5
B.     Maksud dan Tujuan .......................................................               7
BAB III Pembahasan .......................................................................               8
A.  Jenis – Jenis dan Konsep SPK .......................................              8
            B.  Katakteristik SPK ...........................................................             8
            C.  Tahap – Tahap Pembentukan SPK ................................               10
            D.  Komponen SPK ..............................................................             10
E. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Pengambilan Ke –
     putusan ........................................................................                  11  
F.  Cara Penggunaan Informasi Dari SPK ..........................                13
G.  Model DSS .................................................................                 14
H. Perbedaan  Antara Decision Support System Dan Mana –
     gement Informasi System ...............................................                 16
BAB 1V Penutup ............................................................................                 18
            A.  Kesimpulan ..................................................................                 18
            B.  Saran ............................................................................                 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................                 20


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana kita tahu bahwa system informasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Sebagai salah satu contohnya, kita dapat melihat manager dari perusahaan-perusahaan yang ada dapat memperoleh sejumlah informasi yang sangat penting dengan adanya system informasi. Pada dasarnya, system informasi terbagi-bagi menjadi beberapa bagian misalnya Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen, dan sebagainya.. Secara garis besarnya system yang ada disesuaikan untuk kebutuhan informasi dari sejumlah besar manager (mereka yang membentuk manajemen seluruh perusahaan atau suatu unit organisasi). Dalam banyak kasus informasi ini kurang memadai untuk membuat keputusan yang spesifik untuk memecahkan permasalahan yang spesifik. Oleh karena itulah Sistem Penunjang Keputusan (salah satu komponen yang cukup penting dalam Sistem Informasi) dibuat sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan ini.

Sistem penunjang keputusan (SPK) atau Decision support system (DSS) adalah salah satu subsistem dari Sistem Informasi Berbasis Komputer / Computer Information System (CBIS) yang dapat menyediakan informasi yang berguna bagi proses pengambilan keputusan ketika menghadapi sebuah masalah semi terstruktur yang spesifik. Bila diterapkan dalam sebuah organisasi, tujuan utama dari SPK adalah membantu manager dan orang – orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, adalah untuk meningkatkan kemampuannya dalam memutuskan masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya dapat memenuhi batasan kognitif, waktu dan ekonomis.

Masalah sering kali muncul dalam kehidupan manusia. Setiap permasalahan tidak akan berhenti sendiri tanpa disertai solusi untuk menyelesaikannya.masalah sering kali terjadi pada komunitas- komunitas baik komunitas kecil maupun komunitas besar. Permasalahan yang kompleks sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya secara tidak langsung menuntut seorang manejer untuk membuat sebuah keputusan.
Pada saat ini suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah diciptakan yang terdiri dari tiga jenis usaha :
- persiapan
- definisi
- solusi

Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagiansistem menurut suatu urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluaasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.








BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Sistem penunjang keputusan (SPK) adalah bagian dari Sistem Informasi berbasis kompter, termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau sebuah perusahaan. Teori umum yang mendasari Decision Support Systems (DSS) :
Herbert A. Simon
Menggunakan konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram dengan phase pengambilan keputusan yang merefleksikan terhadap pemikisan Decision Support Systems (DSS) saat ini.
G Anthony Gory dan Michael S Scott Morton
Menggunakan tahapan dalam pengambilan keputusan dengan membedakan antara struktur masalah dan tingkat keamanan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah baik yang bersifat terstuktur, tidak terstuktur, maupun semi-terstuktur. Ada beberapa jenis keputusan berdasarkan sifat dan jenisnya, menurut Herbet A. Simon :
1. Keputusan Terprogram
Yaitu Keputusan yang bersifat berulang dan rutin, sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya.
2. Keputusan Tak Terprogram
Yaitu keputusn yang bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah tersebut. Dalam mengambil keputusan dibutuhkan adanya beberapa tahapan menurut Herbet A. Simon tahapan dalam Sistem Pengambilan Keputusan (SPK) terdapat empat tahap diantaranya :
1. Kegiatan Intelijen
Yakni kegiatan yang berorientasi untuk memaparkan masalah, pengumpulan data dan informasi, serta mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
2. Kegiatan Merancang
Yakni kegiatan yang berorientasi untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
3. Kegiatan Memilih
Yakni kegiatan yang berorientasi untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4. Kegiatan Menelaah
Yakni kegiatan yang berorientasi terhadap penilaian pilihan-pilihan yang tersedia.
Sebuah Informasi yang akan diolah menjadi sebuah keputusan yang akurat, lengkap dan baik diperlukan beberapa konsep dalam membentuk sebuah Sistem Informasi yang baik diantaranya :
1. Konsep Terstruktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
2. Konsep Tak Terstuktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur, seperti yang diuraikan berdasarkan tahapan dari Sistem Pendukung Keputusan (DSS) oleh Hebert A. Simon.
3. Konsep Semi-terstruktur
Merupakan konsep berdasarkan suatu masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahapan dari Sisem Pendukung Keputusan (SPK) yang diuraikan oleh Hebert A. Simon. Definisi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) menurut pandangan seorang Hebert A. Simon yakni merupakan suatu sistem yang memberikan kontribusi terhadap para manajer untuk memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan.

B. MAKSUD dan TUJUAN

Penulisan makalah ini bermaksud membuka pemikiran para mahasiswa untuk lebih tanggap dalam menghadapi sebuah permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dan tentunya ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa ketika memasuki dunia kerja nantinya.


















BAB III

PEMBAHASAN

A. JENIS – JENIS DAN KONSEP SPK

v Retrive information element (memanggil eleman informasi)
v Analyze entries fles (menganalisis semua file)
v Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
v Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
v Propose decision (menawarkan keputusan )
v Make decisions (membuat keputusan)

B. KARAKTERISTIK SPK

1. Interaktif: SPK memiliki user interface yang komunikatif sehingga pemakai dapat melakukan akses secara cepat ke data dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.

2. Fleksibel: SPK memiliki kemampuan sebanyak mungkin variable masukan, kemampuan untuk mengolah dan memberikan keluaran yang menyajikan 2 alternatif keputusan kepada pemakai
3. Data kualitas: SPK memiliki kemampuan untuk menerima data kualitas yang dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari pemakainya, sebagai data masukan untuk pengolahan data. Misalnya: penilaian terhadap kecantikan yang bersifat kualitas, dapat dikuantitaskan dengan pemberian bobot nilai seperti 75 atau 90.
4. Prosedur pakar: SPK mengandung suatu prosedur yang dirancang berdasarkan rumusan formal atau berupa prosedur kepakaran seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan suatu bidang masalah dengan fenomena tertentu.

SPK dirancang sedemikian rupa untuk membantu mendukung keputusan-keputusan yang melibatkan masalah-maslah kompleks yang diformulasikan sebagai problem problem semiterstruktur. SPK bisa dibangun untuk mendukung keputuisan sekali saja, keputusan–keputusan yang jarang dibuat atau keputusan-keputusan yang muncul secara rutin.

SPK berorientasi proses dimana fokus SPK adalah pada interaksi pembuat keputusan dengan sistem tersebut, bukan pada keluaran yang dihasilkan. Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan operasional. Keputusan pada level operasional merupakan keputusan - keputusan terstruktur yaitu keputusan - keputusan dimana semua atau sebagian besar variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total (secara menyeluruh dapat diotomatiskan). Keputusan-keputusan terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut terprogram. Pada level manajerial dan strategik merupakan keputusan semistruktur, dimana problem problem dan peluang tidak dapat distrukturkan secara total dan memerlukan pendapat dan pengalaman manusia untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini SPK dapat digunakan untuk mengembangkan solusi problem–problem yang bersifat kompleks dan semiterstruktur.

Penggunaan SPK tidak terbatas untuk manajer-manajer dari level menengah sampai ke ke level tinggi, tetapi dapat digunakan oleh individu-individu. Pengguna memiliki gaya pembuatan keputusan tersendiri, kebutuhan yang berbeda serta tingkat pengalamannya sendiri-sendiri, oleh karenanya perancang SPK perlu mempertimbangkan atribut-atribut khusus sehingga memungkinkan pengguna berhasil berinteraksi dengan sistem.

C. TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN SPK

1. Studi kelayakan, sebelum membuat SPK perluditeliti trelebih dahulu kelyakannya, mengingat faktor biaya baik waktu, tenaga, maupun financial.
2. Persetujuan terhadap proposal kelayakan, proposal kelayakan harus dapat menjelaskan kebutuhan dan urgensi dari keberadaan system tsb, keuntungan dan biaya dari pembentukan SPK, waktu yg dibutuhkan, ketersediaan ahli atau pakar yg  merupakan sumber pengetahuan SPK, serta ketersediaan perangkat hardware dan software baik yg utama maupun pendukungnya.

3. Pemilihan hardware dan software
4. Merepresentasikan pengetahuan yang diperoleh dari para ahli dan pakar ke dalam computer
5. Mengimplementasikan pengetahuan dalam bentuk bahasa yg dipahami oleh computer, menggunakan suatu bahasa pemrograman
6. Menguji system yg telah dibuat.

D. KOMPONEN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
1) Database
2) Model Base
3) Software System
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
Komponen kedua adalah Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer . Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management System), OODBMS (Object Oriented Database Management System) untuk memodelkan struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk mere-presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu sistem untuk memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara computer dan manusia (user) sebagai pengambil keputusan.

E. PENGGUNAAN KOMPUTER DALAM SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Salah satu produk hasil perkembangan teknologi adalah komputer. Komputer mempunyai kemampuan yang fantastis dalam banyak hal. Dengan kemampuannya itu menyebabkan komputer dapat diterima diberbagai kalangan, bahkan telah mejadi suatu kebutuhan. Perkembangan komputer dalam mejawab tantangan dan kebutuhan secara terus menerus berkembang dengan cepat. Salah satu kemampuan itu, adalah dalam pengelolaan data dan komunikasi informasi.
Informasi dapat diakses dan diperoleh dengan cepat, tepat dan akurat. Selain mampu mengelola data atau informasi masih banyak kemampuan lain. Diantaranya kesanggupan untuk mengolah data dengan kecepatan tinggi, ketelitian yang dapat dipercaya, memiliki memory (daya ingat) yang tinggi, ready for use (tidak mengenal lelah).

Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS ni merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis – yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan permasalahan manajemen yang dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model matematika). Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang ini adalah linear programming, game‟s theory, transportation problem, inventory system, decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat rumit sehingga membutuhkan kecanggihan komputer.
Dss sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama.
1) Sistem yang berbasis komputer;
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan;
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual;
4) Melalui cara simulasi yang interaktif;
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengean perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer.

Dalam hal ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwasanya komputer merupakan bagian penting dari DSS itu sendiri, yakni sebagai unit pemroses dalam pengambilan suatu keputusan.

F. CARA PENGGUNAAN INFORMASI DARI SPK

Pada dasarnya dua pengguna informasi dari SPK oleh manajer, yaitu untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi yang di kemukakan oleh simon. Selanjutnya manjer menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut poendekatan sistim dan berkaitan denga fase disain dan pemilihan. Pada umumnya, lapaoran berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan. Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang kemungkinan besar akan muncul, manjer juga melakukan query terhadap database untuk menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah di identifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karna kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis. Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.

·           LAPORAN

1. Laporan berkala dan khusus

Laporan berkala atau periodic report yaitu laporan yang dibuat menurut jadwal tertentu contohnya adalah analis penjualan terhadap pelanggan perbulan dan laporan khusus atau special report yaitu laporan yang di buat ketika laporan dibuat ketika sesuatu yang tidak seperti biasanya terjadi contohnya laporan mengenai kecelakaan. Dalam penggunaannya laporan berkala dan khusus bersifat lengkap atau ringkas.

2. Laporan lengkap dan ringkas

Laporan lengakap atau detail report yaitu laporan yang memberikan spesifikasi mengenai setiap tindakan atau transaksi dan baris yang mewakili tindakan atau transaksi disebut baris lengkap atau detail line sedangkan laporan ringkas atau summary report yaitu laporan yang menyertakan baris yang mewakili beberapa tindakan atau transaksi. Baris laporan biasanya di cetak dalam beberapa ururtan tertentu, filed yang berada dalam record data, yang disebut key filed atau control filed digunakan untuk mengurutkan record sebelum laporan tersebut dicetak. Yang paling sering digunakan ialah Ascending sequence (urutan naik) disini nilai filed control terendah (no pelanggan 0001 atau nama Aardbverk) didaftar pertama kali, dan nilai tertinggi (no 9999 atau zikmund) di daftar paling akhir.

G. Model DSS

Pada gambar yang tertera dibawah, tampak bahwa data dan informasi dimasukkan ke dalam database dari lingkungan perusahaan. Database juga berisi data yang disediakan oleh system informasi akuntansi. Isi database digunakan oleh tiga subsistem perangkat lunak.
• Perangkat Lunak Penulis Laporan menghasilkan laporan periodic maupun khusus. Laporan periodic disiapkan sesuai jadwal dan biasanya dihasilkan oleh perangkat lunak yang dikodekan dalam suatu bahasa procedural seperti COBOL atau PL/I. laporan khusus disiapkan sebagai jawaban atas kebutuhan informasi yang tak terduga dan berbentuk database query oleh pemakai yang menggunakan query language dari DBMS atau bahasa computer generasi keempat.
• Model Matematika menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang melibatkan satu atau beberapa komponen dari system fisik perusahaan, atau berbagai aspek operasinya. Model matematika dapat ditulis dalam bahasa pemrograman procedural apapun. Namun, bahasa khusus pembuatan model memudahkan tugas dan memiliki potensi untuk bekerja lebih baik.
• Groupware memungkinkan beberapa pemecah masalah(problem solver) bekerja sama sebagai satu kelompok, mencapai solusi. Dalam situasi tertentu ini, istilah GDSS atau system pendukung keputusan kelompok (group decision support system) digunakan,. Mungkin pemecah masalah itu mewakili suatu komite atau tim proyek. Para anggota kelompok saling berkomunikasi baik secara langsung maupun melalui groupware.

Perangkat lunak penulis laporan dan model matematika selalu dianggap sebagai unsur yang mutlak dalam DSS. Ketika konsep DSS meluas menjadi penyediaan dukungan bagi sejumlah pemecah masalah yang bekerja sama sebagai satu tim atau komite, gagasan tentang perangkat lunak khusus yang berorientasi kelompok, atau groupware, menjadi suatu kenyataan. Selama decade terakhir, sebagian besarusaha DSS diarahkan untuk memperbaiki konsep system pendukung keputusan kelompok

H. PERBEDAAN ANTARA DECISION SUPPORT SYSTEM DAN MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS.

Ditinjau berdasarkan fitur yang ada dalam ruang lingkup antara Decision Support Systems (DSS) dan Management Information Systems (MIS) yakni diantaranya:
• DSS dapat digunakan untuk mengawali kerja, dan masalah-masalah yang kemungkinan terjadi dan sangat tidak diharapkan kehadirannya.
• DSS dapat menyediakan pendukung keputusan dalam kerangka waktu yang pendek atau terbatas.
• DSS dapat berevolusi sebagaimana halnya pengambilan keputusan dalam mempelajari mengenai masalah-masalah yang dihadapinya.
• DSS dapat di kembangkan oleh para profesional yang tidak melibatkan prosesan data.
Ditinjau berdasarkan karakteristik yang ada dalam Management Information System (MIS) diantaranya yakni :
• Kajiannya ada pada tugas- tugasnya yang terstuktur, dimana prosedur operasi standar, peraturan-peraturan sebuah keputusan, dan alur informasinya dapat didefinisikan.
• Hasil utamanya adalah meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya, waktu tunggu, dan dengan mengganti karyawan klerikal.
• Relevansinya untuk manajer pengambilan keputusan biasanya tidak langsung di dapatkan, misalnya : dengan adanya penydiaan laporan dan akses ke data.
Ditinjau berdasarkan karkateristik Operation Research atau Management Science yaitu :
• Kajiannnya ada pada masalah yang testuktur (dibandingkan dengan tugas-tugas), dimana tujuan, data, dan batasan-batasan dapat lebih dahulu ditentukan.
• Relevansinya untuk manajer ada recomendasi detail dan metodelogi baru untuk menangani masalah-masalah yang kompleks.

Sedangkan jika ditinjau dari karakteristik Decision Support System (DSS) itu sendiri diantaranya :
• Kajiannnya terhadap pada keputusan-keputusan, dimana stuktur yang cukup untuk komputer dan alat bantu analitis yang memiliki nilai tersendiri, tetapi tetap mempertimbangkan manajer yang memiliki esensi utama.
• Hasil utamanya adalah dalam peningkatan jangkauan dan kemampuan dari proses pengambilan keputusan para manajer untuk membantu mereka meningkatkan efektivitasnya.
• Relevansinya untuk maanjer dalam pembuatan tool pendukung, dibawah pengawasan mereka, yang tidak ditujukan untuk mengotomatiskan proses pengambilan keputusan, tujuan sistem, atau solusi tertentu.



















BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Systems (DSS) merupakan suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap Sistem Pendukung Keputusan (SPK) akan membuat pilihan akhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita merasa memerlukan atau membutuhkan suatu keputusan atau decision yang harus dipertimbangkan dalam sebuah kondidisi atau keadaaan.
Langkah dalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) baik dari segi studi kelayakan, persetujuan terhadap proposal kelayakan, pemilihan hardware dan software, presentasikan pengetahuan yang diperoleh dari para ahli dan pakar kedalam komputer, implementasikan pengetahuan dalam bentuk bahasa yang dipahami oleh komputer, menggunakan suatu bahasa pemrograman, maupn dari segi uji sistem yang telah dibuat. DSS dapat memperluas dukungan manajer dalam pemecahan masalah, karena DSS disesuaikan dengan kebutuhan khusus manajer.

2. Saran

Sistem Pengambilan Keputusan (SPK) sering digunakan menganalisa Keputusan. Tetapi hasil yang didapatkan adalah pilihan altematif terbaik, bukan alokasi terhadap masing-masing altematif nilai utilitas yang digunakan benar-benar merupakan nilai yang terkandung dalam diri pengambil keputusan, karena jika nilai dalam diri pengambil keputusan berubah, maka data nilai utilitas juga berubah, dengan demikian akan mempengaruhi hasil pemecahan masalahnya. Dalam pengambilan keputusan membutuhkan konsep serta tahapan yang tertera dalam prosedur yang telah diberlakukan atau ditetapkan.



















DAFTAR PUSTAKA


 http://id dosen.amikom.ac.id
 http://h1.ripway.com/eri07330001/doc/SPK.pdf
 yohanes_ari.staff.gunadarma.ac.id
 http://id komputasi.inn.bppt.go.id
 http://id library.usu.ac.id
 http://id komputasi.inn.bppt.go.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar