ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN CINTA KASIH
Nama : Kazovan Sahdam Jaya
Npm : 1A113259
Kelas : 4 KA 41
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya sejak manusia dilahirkan, manusia sudah diberikan
perasaanoleh Tuhan. Perasaan merupakan kebutuhan manusia yang fundamental. Dalam
menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu memiliki perasaan cinta kasih
dalam berbagai macam aspek kehidupan. Contoh, cinta kepada keluarga, cinta kepada
teman, cinta kepada saudara, cinta kepada suatu pekerjaan, cinta kepada alam, dan
lain-lain. Tidak ada manusia di dunia ini yang memiliki rasa cinta kasih,
kecuali orang yang jiwanya telah menghilang (jiwanya telah mati).
Dalam perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang
namanya cinta. Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya manusia.
Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir.
Manusia diciptakan di jagad bumi mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah
di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan besar sekarang ini adalah pemaknaan akan
cinta dalam realitas hidup ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang
fitrah yang mesti dijaga ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Ketika memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir beberapa
defenisi yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta
itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula. Semakin tinggi
tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku, akan semakin kompleks
penjabaran defenisi itu.
Pemberian pemaknaan akan cinta akan senasib dengan pemberian
defenisi tadi. Defenisi yang akan mengantarkan pada suatu substansi kadang
dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan yang salah sebagai sebuah
aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan mengantarkan pada suatu upaya untuk
mendeskreditkan cinta yang luhur sebagai fitrah kemanusiaan. Disamping itu,
pemaknaan akan cinta dengan rasa suka harus berani dibedakan. Cinta adalah
fitrah yang sifatnya abstrak sehingga perwujudannya berada dalam area metafisik
(inmaterial). Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan kepada
hal yang bersifat materi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang
masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut
:
1. Bagaimana pengertian
cinta kasih?
2. Bagaimana cinta menurut
Ajaran Agama?
3. Macam – Macam cinta
kasih?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah perasaan (rasa) suka terhadap makhluk hidup
(manusia). Sedangkan kasih adalah perasaan kasih atau belas kasih terhadap
makhluk hidup (manusia). Jadi Cinta Kasih dapat diartikan suatu perasaan
manusia yang berdasar pada ketertarikan antar makhluk hidup (manusia) dengan
didasari pula rasa belas kasih. Victor Hago menyimpulkan, “mati tanpa
cinta sama halnya dengan mati dengan penuh dosa”. Dan Erich Fromm dalam
bukunya menyebutkan, “cinta itu yang paling utama adalah memberi, bukan
menerima.
Yang paling
penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan material.
Yang merupakan ungkapan paling tinggi dari kemampuan”. Cinta dapat berlangsung
sesaat, tetapi rasa kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan
seseorang untuk mengetahui apa itu arti cinta yang sesungguhnya. Setiap orang
memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung individu itu sendiri
yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia alami.
Dr. Sarwito
W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta
memiliki 3 unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan
adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia.
Keintiman adalah adanya kebiasaankebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan
bahwa seseorang itu dengan seseorang lainnya sudah tidak ada jarak lagi.
Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin mengenal lebih dekat dengan
seseorang yang dekat dengan kita. Biasanya kemesraan ditunjukkan dengan
perilaku saling bersentuhan maupun dengan ucapan atau kata-kata yang lebih
mendalam.
2.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
A.
Cinta Menurut Agama
Islam
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian
dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-
Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa
cinta ada empat macam, yaitu:
1. Cinta ibadah, yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang
dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
2. Cinta syirik, y Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya.
Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah
sebagai tandingantandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan
tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.”(Al-Baqarah:165)
3. Cinta maksiat, Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang
melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang
diperintahkan-Nya. Allah berfirman, “Dan kalian mencintai harta benda dengan
kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)
4. Cinta tabiat, Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri,
harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta
tabiat. Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat 8, “Ketika mereka
(saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih
dicintai oleh bapak kita daripada kita”.
Dalam
ajaran agama Islam, terutama yang di jelaskan dalam Al-Qur’an, cinta memiliki beberapa pengertian
:
1. Cinta
Rahmah, cinta penuh kasih sayang, lembut, rela berkorban dan siap melindungi.
2. Cinta Mawaddah, cinta
yang menggebu-gebu atau cinta yang membara.
3. Cinta Mail, cinta yang hanya bersifat sementara, sehingga
seseorang tersebut ingin meminta perhatian dari banyak orang hinggal hal-hal
lain cenderung kurang diperhatikan. Contohnya adalah poligami (ketika kita
sedang jatuh cint kepada yang lebih muda, yang tua (lama) tidak diperhatikan
lagi).
4. Cinta
Shobwah, cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak
(secara tidak sadar di dia tidak tahu apa yang telah ia perbuat). Cinta Jenis
ini sering dikatakan cinta buta.
5. Cinta Kulfah, perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik
kepada hal-hal yang positif, meski itu sulit untuk dijalani. Dalam agama Islam,
sebenarnya cinta tidak diperbolehkan, karena belum mukhrim. Karena belum boleh
mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah. Pacaran pun sebenarnya
dilarang.
Dalam agama
Islam, cinta yang dimaksudkan adalah cinta terhadap Allah S.W.T, cinta terhadap
orang tua, cinta terhadap sesama manusia (rasa belas kasih), cinta terhadap
semua makhluk ciptaan-Nya.
B.
Cinta Menurut Agama
Kristen (Protestan & Katholik)
1. Cinta adalah pencipta
keindahan terhebat (Tim 2:9-10)
2. Cinta adalah suatu wujud
keinginan;dalam niat dan tindakan (1 Yoh 3:18)
3. Cinta harus menjadi dasar
dari segala sesuatu (1 Kor 13:3)
C.
Cinta Menurut Agama
Hindu
Cinta adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan
terhadap suatu obyek. Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya
terhadap suatu obyek. Obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan Sanghyang
Widhi Wasa,Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan Tuhan dapat digolongkan dalam tingkatan
sesuai eksistensinya atau kemampuannya yaitu:
1. Eka pramana ialah makhluk hidup yang hanya memiliki satu aspek
kemampuan berupa bayu/tenaga/ hidup, seperti tumbuh-tumbuhan.
2. Dwi pramana ialah makhluk hidup yang memiliki dua aspek
kemampuan berupa bayu dan sabda/bicara, seperti hewan/binatang.
3. Tri
pramana ialah makhluk hidup yang memiliki tiga aspek kemampuan berupa bayu,
sabda dan ide/pikiran, seperti manusia.
D.
Cinta menurut agama
Budha
Dalam Nikaya Pali, yaitu Dhammapada ada satu bab yang diberi judul
Piya Vagga yang berarti kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat
sutta yang berjudul Piyajatika Sutta yaitu khotbah tentang orang-orang
tercinta.
Dalam Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti:
piya, pema, rati, kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki
arti: rasa sayang, kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera
(birahi), kemelekatan, dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau
cinta dalam lingkup keluarga.
2.3 Macam – Macam Cinta
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai
mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai
berikut :
1.
Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan
banyak orang yang menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis.
Jika demikian cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan
bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan
jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian
cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan
cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
2.
Cinta Sesama Manusia /
Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa
Yunani) itu merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik
kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui,
mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang
ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang
mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak
dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan
suatu kewajiban.
3.
Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan)
ini merupakan sifat eksklusif (khusus) yang biasa memperdayakan cinta yang
sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda
jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang,
keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah
yaitu pernikahan.
Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan
akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa
ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin
timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak
mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi
berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
4.
Cinta Keibuan
Kasih
sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat
pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu
ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh
dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli
ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis,
melainkan dorongan psikis.
5.
Cinta terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan
yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan
simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan
membuat cinta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan
dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
6.
Cinta terhadap Rasul
Ini
merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral,
maupun berbagai sifat luhur lainnya.
2.4 Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar
tentram
damai dan
bahagia dapat dengan cara :
1.
Cara mewujudkan cinta
diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga
kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya
mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak
melanggar adat atau norma yang ada.
2.
Cara mewujudkan cinta
sesama manusia / persaudaraan
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan
kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro,
Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss
yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam
pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863).
3.
Cara mewujudkan cinta
erotis
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang
bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta
eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di
dasari percintaan.
4.
Cara mewujudkan Cinta
Keibuan
Dapat dilakukan dengan
dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak
dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih
sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di
jauhkan dari segala kesusahan.
5.
Cara mewujudkan Cinta
kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan
meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau
menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.
6.
Cara mewujudkan Cinta
kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang
baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di
laksanakan setiap saat selama masih diberi kehidupan oleh sang maha hidup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :
1. Manusia pada
hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
2. Cinta kasih Ideal
itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering
juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras,
seimbang satu sama lain.
3. Cinta dan kasih
mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yitu
cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih
meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
4. Cinta itu mulia,
bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu
tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang
didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta
dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan
penderitaan yang luar biasa.
3.2 Saran
Dengan
diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran
guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah,
M 1987. Budi Nuarani Filsafat Berikir. Jakarta :Titik Terang.
Suryadi,
M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Terbuka.
Poedjawijatna,
I.R. 1986. Etika, Filsafat Tingkah Laku. Jakarta : Bina Aksara.
Faisal,
Sanapiah dan Mappiare. Tanpa Tahun. Demensi-Demensi Psikologi. Surabaya
: Usaha Nasional.
From.Erich.
1983. Seni Mencintai. Jakarta: Sinar Harapan
http://galang-aji.blogspot.com/2011/12/ilmu-budaya-dasar-2-manusia-dan-cinta.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar